ARTIKEL PECINTA ALAM
Terkesan
oleh satu rumor yang mempertanyakan dimana pecinta alam saat ini.
Pertanyaan ini sekaligus menjawab teka-teki bahwa ternyata masih ada
orang yang tahu tentang pecinta alam.
Berbicara pecinta alam bagi kita tidak lebih seperti berbicara masalah lingkungan yang semakin absurd tidak tahu ujungnya.
Tercatat hampir sekitar 250 perhimpunan pecinta alam di Yogyakarta saja, belum di Indonesia. Pada umumnya terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari mahasiswa,pelajar sampai organisasi PA (pecinta alam) umum pun hadir menjamur dewasa ini.di mahasiswa terkenal dengan sebutan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di pelajar terkenal dengan nama Sispala (siswa pecinta alam).
Tercatat hampir sekitar 250 perhimpunan pecinta alam di Yogyakarta saja, belum di Indonesia. Pada umumnya terdiri dari berbagai elemen masyarakat dari mahasiswa,pelajar sampai organisasi PA (pecinta alam) umum pun hadir menjamur dewasa ini.di mahasiswa terkenal dengan sebutan Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam) di pelajar terkenal dengan nama Sispala (siswa pecinta alam).
Secara
umum orang tahu pecinta alam, mereka adalah orang yang suka atau punya
hobi naik gunung dengan rambut gondrong, pakaian, aksesoris yang khas
menandakan seorang pecinta alam. Sayangnya opini yang menempel pada diri
PA ini lebih menjurus pada konotasi yang negative, ini lebih karena
sering terjadinya praktek-praktek vandalisme di gunung, tempat
wanawisata bahkan dipuncak gunung sekalipun ada coretan-coretan iseng.
Terlepas dari apakah ini perbuatan seorang pecinta alam atau hanya
kebetulan orang yang iseng saja yang naik gunung membawa spidol atau cat
semprot.
Karena
sulit membedakan antara pecinta alam asli yang peduli alam dan
lingkungannya atau hanya pecinta alam gadungan yang hanya menempelkan
nama kerennya saja, anggapan pun semakin luas terhadap perilaku sosial
yang tidak terpuji seperti membuat kegaduhan di tengah malam dengan
teriak-teriak bahkan lebih kaget lagi adalah sering ditemukannya
berbagai macam sampah sampai kondom sekalipun di Taman Wisata Kaliurang,
ini siapa lagi kalau bukan orang yang sering main ke gunung.
Terlepas
dari konotasi negative tadi, pecinta alam mempunyai satu posisi yang
sangat penting perannya dalam membina generasi muda untuk kepedulian
terhadap alam ini seperti bisa kita lihat kegiatan-kegiatan penghijauan
di lereng Merapi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok pecinta alam di
Yogyakarta atau aksi bersih kali oleh beberapa pecinta alam di Bandung
beberapa bulan. Ini menandakan adanya satu persepsi yang masih belum
diketahui oleh kebanyakan orang tentang kegiatan pecinta alam yang tidak
saja berkutat di acara mendaki gunung.
Namun
dalam tataran politik lingkungan pecinta alam cenderung apolitis dalam
tataran gerakan lingkungan secara keseluruhan pecinta alam belum
memperlihatkan sebuah sinergi gerakan yang dinamis, sepertinya belum ada
satu pemikiran taktis gerakan pecinta alam dalam mengkritisi kebijakan
pemerintah yang tidak ramah lingkungan. Lebih jauh lagi pada peran
mahasiswa pecinta alam, masih sedikit aksi-aksi advokasi dari para
mahasiswa pecinta alam untuk masalah lingkungan.
Ini
terkesan apatis untuk melakukan advokasi bagi korban pencemaran
lingkungan atau penolakan untuk rencana pembangunan yang tidak
memperhatikan lingkungan. Ambilah salah satu contohnya di Yogyakarta,
ditengah maraknya isu pembangungan kawasan konservasi air dan hutan oleh
Pemkot, Jalan Lintas Selatan yang melewati kawasan hutan yang masih
alami, Taman Nasional Gunung Merapi, Safir Square , Plaza Book UGM,
Pelabuhan ika di Pantai Glagah yang nyata-nyata tidak sesuai dengan
Ketentuan kebijakan lingkungan mengenai Tata Ruang, AMDAL, UU No 23
taqhun 1997, Transparansi dan Akuntabilitas public. Mahasiwa pecinta
alam atau kelompok pecinta alam lainnya terkesan acuh tak acuh tidak mau
peduli mengkritisinya.
Dikutip
dari satu catatan Gerlorfd Nelson senator Amerika tahun 1970 yang
disampaikan dalam Catalyst Conference Speech of Illionis tahun 1990, ia
mengatakan “ jika ingin mengubah Negara untuk kegiatan-kegiatan yang
sulit tentang persoalan kebijakan politik, pecinta lingkungan menjadi
sumber kekuatan dengan apa saja dapat dilakukan, jika anda ingin
mempunyai Negara untuk kepentingan ekonomi, pikirkan diri anda dan
generasi yang akan datang, kita yakin anda dapat melakukannya“. Catatan
ini yang menjadi dasar untuk bergerak dalam wacana lingkungan melawan
kapitalisme global.
Kini bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk membangun sebuah sinergi gerakan dari para pecinta alam baik itu mahasiswa pecinta alam, siswa pecinta alam ataupun kelompok – kelompok pecinta alam lainnya untuk masa depan lingkungan hidup karena masalah lingkungan adalah permasalahan bersama sehingga korelasi antara banyaknya pecinta alam dengan kelestarian alam ini dalam tanda positif bukan sebaliknya.
“Sedikit ide yang kau tuang dalam karya, akan lebih berarti daripada seribu kata yang terucap”
SUMBER : http://nhanhacupliztt.blogspot.com/2011/06/artikel-pecinta-alam.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan lupa tinggalkan komentar anda disini gunakan kata-kata yang bijak dalam berkomentar. Dilarang keras memasukkan segala bentuk link dalam komentar, karena itu dianggap SPAM